Masalah infertilitas mungkin dapat diatasi, mungkin juga tidak dapat di atasi tergantung kepada penyebab dan sejauh mana kesuburan telah terganggu.
Berbagai cara dan pengobatan telah tersedia untuk mengatasi gangguan kesuburan, tetapi tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan, sebagai contoh, infertilitas yang disebabkan karena penyumbatan saluran telur. Cara yang ada untuk membuka kembali saluran telur yang tersumbat ternyata tidak memberikan hasil yang memuaskan. Contoh lain, pengobatan gangguan sperma, pengobatan gangguan sperma yang disebabkan oleh infeksi buah pelir pada umumnya tidak memuaskan.
Itu berarti tidak semua pasangan infertil dapat diatasi masalahnya dan mempunyai anak. Karena itu, pada keadaan dimana gangguan kesuburan tidak dapat diatasi, dilakukan cara lain yang merupakan cara pintas. Cara pintas ini tidak lagi bertujuan untuk mengobati gangguan kesuburan melainkan langsung menghasilkan kesuburan.
Cara pintas yang tersedia adalah inseminasi buatan dengan sperma suami atau tehnik bayi tabung. inseminasi buatan dilakukan bila terjadi gangguan kualitas dan kuantitas sperma, gangguan dalam berhubungan seksual sehingga sperma tidak dapat masuk ke dalam vagina dan gangguan pada mulut rahim sehingga sperma gagal masuk ke dalam rahim.
Tehnik bayi tabung dikembangkan sejak tahun 1970 oleh dr. Patrick Steptoe dan Prof. Robert Edward, tahun kemudian dari teknologi tersebut dihasilkan seorang bayi perempuan. Dalam perkembangannya beberapa cara tehnik bayi tabung telah dilakukan mulai dari ZIFT (zygote intra-fallopion transfer), GIFT (gamate intra fallopion transfer), IVF-ET (in-vitro fertilization-embryo transfer), sampai ke ICSI (intra cytoplasmic sperm injection).
Tehnik bayi tabung dilakukan bila terjadi gangguan dan gangguan sistem reproduksi wanita yang menghambat pertemuan sperma dan sel telur. Dengan tehnik ini sperma dan sel telur dipertemukan di luar tubuh wanita dan setelah hasil pertemuan itu berkembang dimasukkan kedalam rahim dan berkembang seperti kehamilan normal. Tetapi tehnik bayi tabung yang ada sampai saat ini tidak menjamin kehamilan pasti terjadi.
IVF-ET (in-vitro fertilization-embryo transfer)
Pada teknik bayi tabung atau in vitro fertilization yang melahirkan Louis Brown, pertama-tama dilakukan perangsangan indung telur sang istri dengan hormon khusus untuk menumbuhkan lebih dari satu sel telur. Perangsangan berlangsung 5 - 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang dan sudah saatnya diambil. Selanjutnya, folikel atau gelembung sel telur diambil tanpa operasi, melainkan dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal (melalui vagina).
Sementara semua sel telur yang berhasil diangkat dieramkan dalam inkubator, air mani suami dikeluarkan dengan cara masturbasi, dibersihkan, kemudian diambil sekitar 50.000 - 100.000 sel sperma. Sperma itu ditebarkan di sekitar sel telur dalam sebuah wadah khusus di dalam laboratorium. Sel telur yang terbuahi normal, ditandai dengan adanya dua sel inti, segera membelah menjadi embrio. Sampai dengan hari ketiga, maksimal empat embrio yang sudah berkembang ditanamkan ke rahim istri. Dua minggu kemudian dilakukan pemeriksaan hormon Beta-HCG dan urine untuk meyakinkan bahwa kehamilan memang terjadi.
ICSI (intra cytoplasmic sperm injection).
Sekitar lima tahun lalu Belgia membuat gebrakan lain pada teknik bayi tabung yang disebut ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection). Teknik canggih ini ternyata sangat tepat diterapkan pada kasus mutu dan jumlah sperma yang minim. Kalau pada IVF konvensional diperlukan 50.000 - 100.000 sperma untuk membuahi sel telur, pada ICSI hanya dibutuhkan satu sperma dengan kualitas nomor wahid. Melalui pipet khusus, sperma disuntikkan ke dalam satu sel telur yang juga dinilai bagus. Langkah selanjutnya mengikuti cara IVF konvensional. Pada teknik ini jumlah embrio yang ditanamkan cuma 1 - 3 embrio. Setelah embrio berhasil ditanamkan dalam rahim, si calon ibu tinggal di rumah sakit selama satu malam.
ZIFT (zygote intra-fallopion transfer)
ZIFT merupakan kombinasi dari teknik IVF dan GIFT. ZIFT dilakukan dengan mempertemukan sel telur dan sel sperma di luar tubuh wanita. Setelah terjadi pembuahan, sel tersebut dimasukkan ke dalam tuba falopi melalui pembedahan di bagian perut dengan operasi laparoskopik.
GIFT (gamate intra fallopion transfer)
GIFT dilakukan dengan mengambil sel telur dari ovarium wanita kemudian dipertemukan dengan sel sperma pria yang telah dibersihkan, kemudian dimasukkan ke dalam tuba falopi wanita melalui operasi laparoskopik sehingga terjadi kehamilan. Dinamakan laparoskopik karena menggunakan alat bernama laparoscope. Operasi ini dilakukan dengan membuat irisan kecil di bagian perut wanita.
Biaya mengikuti program bayi tabung (IVF) ini memang tidak murah. Pada akhir 1980-an biayanya sekitar Rp 5 juta. Kini, berkisar antara Rp 13,5 juta - Rp 18 juta. Harga obat suntik perangsang indung telur saja sudah naik hampir empat kali lipat. Padahal, suntikan yang dibutuhkan selama dua minggu mencapai 45 ampul.
Selain RSAB Harapan Kita, Jakarta, teknik bayi tabung (IVF) juga sudah diterapkan di FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo (Jakarta), Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Surabaya), dan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan RS Dr. Sardjito (Yogyakarta).
0 comments:
Post a Comment